Era big data seperti saat ini harus dapat dimanfaatkan oleh marketer untuk membuat strategi pemasaran yang lebih menarik. Salah satu strategi dengan mengandalkan data yang bisa dicoba adalah predictive marketing.
Menurut NGDATA, perusahaan yang menerapkan strategi ini akan membuat keputusan berdasarkan data bisnis, data aktivitas pemasaran dan penjualan, serta algoritma matematika.
Proses tersebut dilakukan untuk mencocokkan pola dan menentukan tindakan yang paling sesuai untuk digunakan dalam strategi pemasaran yang selanjutnya.
Nah, ingin tahu lebih lanjut soal predictive marketing? Yuk, simak dahulu rangkumannya di bawah ini.
Memahami Predictive Marketing
Secara sederhana, predictive marketing bisa diartikan sebagai strategi pemasaran yang melibatkan pemanfaatan data.
Sumber data yang digunakan dalam strategi ini tidak hanya cukup satu jenis saja, melainkan diperlukan beberapa data sekaligus.
Misalnya, data yang terkait dengan perilaku audiens, riwayat pembelian pelanggan, dan jenis data lainnya untuk memperkirakan hasil yang paling menguntungkan.
HubSpot menjelaskan bahwa predictive marketing sebenarnya berasal dari predictive analytics yang sudah mulai diterapkan sejak tahun 1930-an lalu.
Saat itu predictive analytics digunakan untuk menganalisis kondisi kesehatan seseorang atau cuaca saja.
Namun, pada tahun 1990-an saat tools untuk melakukan analisis lebih mudah ditemukan membuat perusahaan seperti eBay dan Amazon mulai menggunakannya.
Mereka menggabungkan data pemasaran dengan rumus algoritma untuk memprediksi dan menyusun strategi agar pelanggan tertarik membeli produknya.
Setelah itu, perkembangan big data yang semakin populer membuat lebih banyak perusahaan yang memanfaatkannya sebagai acuan dalam membuat strategi bisnis dan pemasaran.
Manfaat Predictive Marketing
Predictive marketing memiliki beberapa manfaat baik untuk perusahaan. Misalnya saja untuk mendorong penjualan dan pertumbuhan perusahaan.
Exponea juga menjelaskan bahwa strategi marketing yang satu ini juga bermanfaat untuk menarik lebih banyak audiens hingga memprediksi setiap situasi pemasaran.
Selain itu, menurut Salesforce predictive marketing juga berpengaruh pada beberapa saluran pemasaran yang berbeda. Berikut ini penjelasannya:
Predictive marketing juga berpengaruh pada website yang dimiliki oleh perusahaan. Jika sebelumnya jarang terjadi konversi, maka dengan menerapkan strategi ini hal tersebut bisa berubah.
Jika ingin pelanggan melakukan konversi lewat website, maka perlu diberikan rekomendasi produk yang sesuai dengan preferensi dari pelanggan.
Dengan begitu pelanggan akan tertarik untuk membelinya sehingga tingkat konversi pun bisa lebih meningkat.
Dalam melakukan email marketing juga bisa memanfaatkan predictive marketing. Jadi, pesan yang dikirimkan bisa dipersonalisasi sesuai dengan karakter pelanggan.
Email yang dipersonalisasi dapat meningkatkan konversi dan engagement hingga enam kali lebih banyak daripada email yang tidak dipersonalisasi.
Iklan juga menjadi salah satu bentuk pemasaran yang paling efektif. Rupanya dengan menerapkan strategi predictive marketing juga mampu memaksimalkan kinerja dari iklan.
Data pemasaran yang sudah dikumpulkan perlu dianalisis untuk mengetahui target pelanggan yang sesuai dengan produk.
Saat target sudah sesuai tentunya iklan akan lebih efektif dalam menarik pelanggan agar membeli produk atau layanan yang ditawarkan.
Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Melakukannya
Predictive marketing memang sangat berguna untuk meningkatkan taktik penjualan. Namun, sebelum mulai melakukannya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti di bawah ini:
Meskipun algoritma memberikan prediksi yang akurat hingga 99%, tentu saja hal itu tetaplah perkiraan saja.
Tetap ada kemungkinan sebesar 1% bahwa prediksi tersebut salah dan bisa berujung kegagalan.
Itulah mengapa, tetap dibutuhkan rencana cadangan untuk mengantisipasi hal yang tidak terduga meskipun sudah menerapkan predictive marketing.
Tools untuk melakukan predictive marketing tidak selalu memiliki harga yang terjangkau.
Hal itu disebabkan dalam melakukan analisis data dengan jumlah besar tentunya memerlukan tools yang mumpuni.
Biasanya harganya pun cukup mahal sehingga hanya perusahaan yang sudah berkembang saja yang menggunakannya.
Strategi yang satu ini sangat bergantung pada data, sehingga diperlukan orang-orang yang mampu mengolah data dalam jumlah banyak.
Memang benar sudah ada banyak tools yang bisa dimanfaatkan, tapi sumber daya manusia yang paham dengan pengolahan data juga perlu diperhatikan.
Pasalnya, untuk mengolah data diperlukan proses yang panjang mulai dari mengumpulkan, merapikan, hingga menganalisisnya.
Strategi yang satu ini memang lebih sesuai diterapkan oleh perusahaan yang memiliki banyak data dan sumber daya manusia yang mampu mengolahnya.
Jadi, sebelum mencoba hal yang satu ini pastikan jika perusahaan kalian memang telah memenuhi kedua faktor tersebut, ya.
Apakah kamu tertarik dengan pembahasan soal dunia marketing dan ingin mendapatkan lebih banyak pengetahuan?
WRITER: Trias Ismi
An experienced Content Writer with a demonstrated history of working in the digital media industry.